TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi diduga telah menahan dua wartawan. Lembaga pemantau media Reporter Tanpa Batas atau RSF pada Senin, 20 Mei 2019, mengatakan dua wartawan itu diduga sudah tujuh bulan ditahan di tengah sorotan dunia terhadap pelanggaran HAM Arab Saudi.
Di kutip dari reuters.com, Selasa, 21 Mei 2019, dua wartawan itu adalah Marwan al-Muraisy warga negara Yaman. Dia dilaporkan hilang sejak Juni 2018. Wartawan kedua adalah Abdel Rahman Farhaneh, 60 tahun, asal Yordania yang bekerja untuk stasiun televisi Al Jazeera. Dia dilaporkan hilang pada Februari 2019.
Saat dikonfirmasi soal pernyataan RSF itu, Kementerian Komunikasi Arab Saudi menolak memberikan komentar.
Baca juga:Wartawan Tempo Diintimidasi Polisi di Media Center KPU
Pada akhir pekan lalu, istri Muraisy mengatakan menerima telepon dari suaminya untuk pertama kalinya sejak dia menghilang. Dalam pembicaraan telepon itu, Muraisy mengatakan pada istrinya kalau dia masih hidup. Istri Muraisy sekarang sangat berharap bisa bertemu suaminya dan melihatnya dibebaskan.
Sedangkan untuk Farhaneh, RSF dalam keterangannya mengatakan otoritas Arab Saudi telah menginformasikan kepada Kedutaan Yordania kalau Farhaneh akan segera dibebaskan. Farhaneh bekerja untuk Al Jazeera TV yang meliput wilayah wilayah timur kota Dammam. Dia bertugas disana sudah lebih dari 30 tahun.
Saat ini tidak diketahui dimana kedua wartawan itu di tahan.
Baca juga: Dua Jurnalis Foto Dianiaya Polisi Saat Meliput Hari Buruh
Riyadh dalam sorotan dunia setelah kematian wartawan senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi pada tahun lalu. Khashoggi diduga dibunuh dalam kantor konsulat Kerajaan Arab Saudi di Istanbul, Turki. Riyadh juga disebut menahan puluhan aktivis perempuan.
Sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat menyerukan kepada Gedung Putih agar mengambil sikap tegas terhadap Arab Saudi, terlebih setelah kematian Khashoggi yang dikenal suka mengkritik kebijakan Putra Mahkota Mohammad bin Salman melalui tulisannya. Khashoggi diduga dibunuh oleh agen suruhan Arab Saudi. Namun tuduhan itu dibantah oleh Riyadh.